BANYUWANGI– Para diaspora Banyuwangi menggelar tari gandrung kolosal serentak di 22 kota dalam dan luar negeri. Penari gandrung mulai dari Medan, Palembang, Jakarta, Bali, Tarakan, Kendari, Kupang, Jayapura, Banyuwangi hingga Hongkong menari bersamaan yang terhubung secara virtual. Pagelaran gandrung kolosal ini akan ditayangkan dalam konsep pertunjukan, virtual premier show, "Gandrung Sewu Nusantara" besok, Selasa (28/12/2021).
Pertunjukan ini merupakan kreasi dari para diaspora yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dalam rangka merayakan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) yang ke-250 yang diperingati pada 18 Desember 2021 lalu.
Bertajuk Gandrung Sewu Nusantara, para warga rantau Banyuwangi berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri ini saling bersilaturahmi dengan menggelar tari gandrung kolosal di 22 kota dalam dan luar negeri, pada Minggu (19/12/2021) lalu. Mereka lalu bersepakat, hasil kreasi mereka tersebut dirangkai untuk ditampilkan bareng dalam konsep virtual premier show.
"Kami mengucapkan syukur dan terima kasih atas dukungan dari Ikawangi. Ini akan menjadi media silaturahmi bagi warga Banyuwangi yang berada di berbagai daerah. Semoga ini bisa sedikit mengobati rindu akan kampung halaman dan kian memperkuat tali persaudaraan Ikawangi yang ada di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (27/12/2021).
Di Gandrung Sewu Nusantara ini, para penari menari di lokasi yang menjadi ikon di daerah masing-masing. Total sebanyak 250 penari dari berbagai penjuru ini, menari secara bersamaan dengan gerakan dan musik yang sama.
Di Banyuwangi sendiri sebanyak 75 penari yang merupakan pelajar dari berbagai kecamatan di Banyuwangi, berkolaborasi dengan penari gandrung dengan penari yang berada di luar daerah dan luar negeri secara virtual.
"Pandemi tidak menghentikan kami berkreasi. Bahkan, di tahun ini kami menggeber program Maestro Gandrung Mengajar. Para gandrung senior ini turun ke desa-desa untuk mengajar tari ke anak-anak sebagai ajang untuk menguatkan seni budaya lokal sekaligus regenerasi seniman tari," jelas Ipuk.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda mengatakan, tari gandrung secara virtual ini digelar sebagai simbol semangat bahwa pandemi tidak menjadi pembatas bagi kreativitas para seniman.
“Kami ingin agar semangat melestarikan budaya dan atraksi yang telah menjadi ikon Banyuwangi terus terjaga. Gandrung Sewu “versi baru” ini adalah wujud kecintaan kita budaya Banyuwangi,” kata Bramuda.
Ditambahkan dia, biasanya setiap tahun pemkab menggelar silaturahmi dengan para diaspora yang sedang pulang mudik ke Banyuwangi. Namun, sejak pandemi acara ini ditiadakan untuk sementara waktu, selain juga banyak diaspora yang tidak bisa mudik karena adanya pembatasan.
“Mengobati rasa rindu akan kampung halaman, maka kami berkolaborasi menggelar acara ini. Sebagai penawar rindu akan tanah kelahiran,” kata Bramuda.
Bramuda mengaku sangat mengapresiasi dan salut atas semangat Ikawangi yang turut berparisipasi dalam agenda ini. Guna mendukung atraksi ini, banyak Ikawangi yang memesan perlengkapan menari gandrung beserta alat musiknya langsung dari Banyuwangi.
"Sebelum pagelaran para penari di tiap daerah juga rutin berlatih dari koreografer di Banyuwangi melalui virtual agar gerakan mereka sama," jelas Bramuda.
Dijelaskan Bramuda, tampilan tari Gandrung kolosal Ikawangi dari berbagai kota ini nantinya akan ditampilkan dalam sebuah desain tayangan yang apik pada 28 Desember 2021, dalam bentuk virtual premier show.
"Hasil kolaborasi tersebut nanti akan kami tayangkan ulang dalam sebuah konsep pertunjukan virtual yang menarik. Nanti, pada 28 desember 2021 bisa dilihat live di channel YouTube Banyuwangi Tourism dan Kabupaten Banyuwangi dan kanal sosial media lainnya,” pungkasnya. (*)