BANYUWANGI – Menjelang musim penghujan, Pemkab Banyuwangi gelar apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi. Personel gabungan dari berbagai unsur TNI-Polri, Basarnas, BNPB, BMKG, dan PMI mengikuti apel tersebut di Taman Blambangan Banyuwangi, Senin (25/10/2021).
Apel tersebut dipimpin Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, didampingi Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (inf) Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi Letkol (P) Ansori, dan Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu. Ketua MUI KH. M. Yamin juga tampak hadir dalam kegiatan ini.
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Mulai dari banjir, angin puting beliung, longsor, abrasi, hingga gelombang pasang. Kerawanan tersebut bertambah seiring dengan masuknya musim penghujan.
“Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan bencana dengan potensi bencana yang sangat beragam. Mulai dari erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga banjir,” ujar Ipuk.
Kerawanan tersebut, lanjut Ipuk, semakin meningkat seiring dengan masuknya musim penghujan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik.
“Maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana harus kita tingkatkan. Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Banyuwangi,” tegasnya.
Usai melakukan apel, Ipuk bersama jajaran forkopimda Banyuwangi melakukan pengecekan dan melihat langsung kesiapan seluruh peralatan dan para personel gabungan yang terlibat.
Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan, keberhasilan penanggulangan bencana sangat bergantung pada sistem penanggulangan bencana yang didukung sarana dan prasarana yang mumpuni. Serta koordinasi yang baik antar stakeholder dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
"Mari kita bahu membahu terus melatih budaya siaga bencana melalui rencana aksi daerah dalam pengurangan resiko bencana," ajak Nasrun.
Menurut Nasrun, apel ini dalam rangka bagian dari upaya pengecekan personel dan materil untuk menunjang kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banyuwangi.
"Ini ada;ah langkah antisipasi. Bencana memmang tidak kita inginkan, tetapi kita harus siap jauh-jauh hari untuk menghadapi bencana," kata Nasrun.
Menurut Nasrun, pihaknya telah mengindentifikasi sejumlah titik rawan bencana di Banyuwangi. Seperti daerah pegunungan yang rawan akan bencana gunung berapi dan tanah longsor, gempa bumi, dan bencana tsunami dan air rob di pesisir laut.
"Rawan bencana di Banyuwangi kompleks, mulai dari gunung merapi, gempa bumi, longsor, laut, hingga potensi kebakaran hutan yang terjadi tahun lalu," terangnya.
Maka dari itu, lanjut Nasrun, untuk meningkatkan kesigapan bencana pihaknya terus melakukan simulasi kebencanaan di samping penanggulangan Covid-19 yang tetap menjadi prioritas penanganan.
"Covid-19 tetap jadi prioritas perhatian di Banyuwangi. Namun, masalah bencana alam tetap harus kita antisipasi," tegas Nasrun. (*)