RITUAL KEBO-KEBOAN DESA ALIYAN TANPA MUATAN POLITIK

Rogojampi (22/1) Acara ritual kebo-keboan di Dusun Sukodono Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi berlangsung meriah. Kemeriahan itu nampak selain antusias masyarakat yang menyaksikan ritual kebo-keboan juga dihadiri Bupati Banwangi Ratna Ani Lestari beserta rombongan serta diramaikan Orkes Melayu “Bintang Akbar” dan Singojuruh. Berbeda kebo-keboan di Desa Alas Malang Kecamatan Singojuruh, di Desa Aliyan mi orang yang menjadi kebo-keboan semua kesurupan. Hadir pula segenap Muspika Kecamatan Rogampi itu hingga paripurna.

Prosesi acara diawali selamatan disambung upacara adat dengan berkeliling Dusun Sukodono, Dusun Kedawung kemudian masuk Balai Desa Aliyan. Selanjutnya para kebo-keboan secara simbolik membajak sawah dan membuat Uritan (media pembenihan). Tercatat ada 29 kebo-kboan, dan Dusun Sukodono ada 4 pasang dan dan Dusun Kedawung 2 pasangberikut kusirnya.

Masyarakat dalarn menyambut Bupati Ratna Ani Lestani nampak sangat antusias, sebagian besar masyarakat meminta jabat tangan dengan beliau. Dan bupati juga menyambutnya dengan suka cita.Tenlihat bupati merasa bahagia bisa hadir di tengah-tengah masyarakat yang sedang menjalankan ritual, yang dilaksanakan setiap tahun sehabis musim panen mi.

Dalam sambutannya Bupati Ratna Ani Lestari menyerukan, agar acara ritual kebo-keboan mi menjadi tradisi yang tidak akan habis ditelan jaman. “Harapan saya ritual kebo

Keboan mi tetap dilestarikan, dan tetap dijadikan budaya yang dipertahankan. Semoga kedepan dikemas lebih baik lagi, yang bisa menambah nilai jual khususnya bagi para wisatawan. Melalui ritual mi semoga kita dijauhkan dan segala balak, dan senantiasa selamat serta memperoleh hasil panen yang melimpah”, pesan bupati diakhir sambutan.

Sementara Drs. Budiono selaku ketua panitia, merasa puas dan terharu atas kesabaran bupati mengikuti ritual hingga panipurna. “Kami berpesan agar Ibu Bupati yang awal masuk lewat utara melalui Dusun Sukodono, nanti jika keluar pulang lewat Dusun Krajan. Rupanya Ibu Bupati memenuhi harapan masyarakat dengan berjalan 400 m bersalaman dengan ibu-ibu yang antusias menyambutnya. mi yang membuat kita terharu atas kesabaran beliau, kita perlu orang-orang yang peduli dengan budaya, karena budaya sesungguhnya cerminan karakter kepribadian”, ungkapnya.

Budiono mengaku, sebenarnya ada beberapa tim dan para calon bupati yang ingin menyumbang ritual kebo-keboan mi, tetapi karena masyarakat menginginkan kemurnian ritual ini, dan tidak mau ditunggangi politik bantuan itu ditolaknya. “Ada yang menawarkan mau menyumbang acara mi dan para bakal Cabup tetapi kami tolak karena kita ingin acara ritual mi murni dan swadaya masyarakat dan tidak bercampur dengan politik. Serta masyarakat sangat menghormati Ibu Bupati yang masth menjabat, kendati harus dengan kekuatan sendiri anggarannya”, ucap Budiono. (wit) Jpost Banyuwangi.